Cerita Gita

Menulis untuk bahagia

Menu
  • Beranda
  • Parenting
  • Mom’ Management
  • Traveling
  • Marriage
  • Kegiatan Keluarga
  • Kajian Islami
  • self development
Menu

Membuat Laporan Keuangan Keluarga

Posted on 31 Juli 201931 Juli 2019 by Gita

Assalamu’alaikum wr wb

Salah satu program yang mulai rutin dijalankan dalam keluarga kami adalah membuat laporan keuangan.

Tidak perlu membayangkan laporan komprehensif seperti di perusahaan, cukup pemasukan, jenis pengeluaran, dan saldo berjalan.

Aplikasi yang digunakan juga sederhana, yakni spreadsheet yang tertanam dalam gawai, karena paling gampang di update.

Nah, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat laporan keuangan keluarga.

1. Membuat klasifikasi keuangan keluarga beserta kodenya.

Secara umum, pengeluaran keluarga kami diklasifikasikan menjadi 5 macam, yaitu:

1. Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin adalah setiap dana keluar yang dilakukan secara rutin setiap bulan seperti; biaya sekolah anak, transportasi, sandang, pangan, papan, cicilan hutang, listrik, air, iuran kebersihan, dll.

Secara mudahnya, pengeluaran rutin adalah yang yang dikeluarkan untuk kebutuhan dasar keluarga.

2. Pengeluaran Hiburan

Setiap keluarga pasti menginginkan jalan-jalan dan makan diluar bersama, apalagi kita sebagai emak, pasti seneng banget kalau makan diluar, bebas tugas deh sementara.

Nah, segala dana keluar yang digunakan untuk membiayai hiburan keluarga masuk dalam kategori ini. Nonton, makan diluar, rekreasi, liburan, membeli mainan anak, kebutuhan hobi masuk ke ranah ini.

Kenapa sih perlu ada pos pengeluaran hiburan?

Soalnya pengeluaran jenis ini yang sering membuat keuangan jebol bukan? Hihi, itu mah saya šŸ™ˆ

Nah, agar dana yang dikeluarkan untuk liburan te-record dengan baik, kita masukkan ke dalam klasifikasi khusus.

3. Pengeluaran Ziswaf

Hidup bukan hanya perkara di dunia, tetapi bagaimana kita mempersiapkan bekal bagi akhirat kita.

Salah satu komponen dana yang wajib dikeluarkan adalah zakat, infak, shadaqah, dan wakaf.

Melakukan pencatatan untuk pengeluaran ziswaf sangat membantu dalam melakukan cross check apakah kita sudah menambah saldo tabungan akhirat, membayar kewajiban zakat, agar tidak ada yang terlewatkan.

4. Pengeluaran Tabungan Atau Investasi

Jika pada no. 3 dana yang dikeluarkan untuk tabungan akhirat, maka pada no. 4 khusus untuk memenuhi tujuan keuangan keluarga jangka pendek dan panjang.

Untuk memenuhi tujuan keuangan jangka pendek, kita bisa menabung, sedangkan investasi dilakukan demi memenuhi kebutuhan materi jangka panjang.

Setiap keluarga pasti sudah merencanakan berapa nominal rutin yang disisihkan sebagai tabungan atau investasi bukan?

Nah, demi menunjang keberhasilan program tersebut, pengeluaran untuk tabungan atau investasi juga wajib dicatat agar bisa dievaluasi setiap bulannya.

Apakah sudah dilakukan dengan baik?

5. Pengeluaran lainnya

Pengeluaran jenis ini dicatat untuk dana keluar yang tidak dapat diprediksi dan sifatnya insidental dan tidak rutin.

Contoh pengeluaran jenis ini adalah renovasi rumah, pembelian furniture, kado, mudik, biaya masuk sekolah atau daftar ulang (jika spp bulanan masuk pengeluaran rutin, untuk kedua biaya tersebut dimasukkan ke dalam pengeluaran lainnya karena terjadi tidak setiap saat.

2. Membuat Kertas Kerja Menggunakan Spreadsheet atau Excell

Setelah membuat klasifikasi pengeluaran, langkah kedua adalah membuat kertas kerja.

Saya menggunakan aplikasi spreadsheet (SS) atau excel agar memudahkan penghitungan, cukup input angka dan keterangan saja.

Dalam SS kita membuat pemasukan, pengeluaran, saldo berjalan, plus kas tersedia.

Kertas kerja

Setelah dibuat kertas kerja, update pengeluaran dengan memasukkan kode 1 sampai dengan 5 sesuai dengan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya.

Ambil periode pencatatan bulanan, misalkan tanggal 01 – 30, lalu catat pengeluaran yang terjadi sesuai klasifikasinya.

Untuk memudahkan, kita dapat menggenalisir dana keluar sesama dengan peruntukan, misal belanja bulanan masuk kategori pengeluaran rutin (include biaya parkir kendaraan)

3. Jika sudah akhir periode, gunakan filter untuk mengecek total pengeluaran berdasarkan klasifikasi pengeluaran

4. Evaluasi keuangan keluargaĀ 

Secara umum, alokasi terbesar biasanya adalah pengeluaran rutin atau menurut ahli perencana keuangan yang saya kutipĀ di siniĀ kita dapat menggunakan prinsip alokasi keuangan 10, 20, 30, 40 (silahkan disesuaikan dengan style dan kebutuhan keluarga), dimana 40% adalah untuk kebutuhan rutin.

Setelah melakukan update aliran dana masuk serta keluar, lakukan evaluasi kesehatan keuangan keluarga dengan mengecek, apakah lebih besar pasak daripada tiang?

Sudahkah selama ini kita menunaikan ziswaf?

Adakah dana yang secara rutin ditabung?

Apakah terlalu banyak jalan-jalan?

Membeli sesuatu lebih banyak karena needs or wants?

Apakah cicilan hutang lancar?

Serta evaluasi lainnya yang berhubungan dengan kesehatan keuangan keluarga.

Sebenarnya apa sih manfaat membuat laporan keuangan keluarga, kok rasanya ribet banget sih.

Dari hasil pengamatan pribadi, banyak manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahan evaluasi

Seperti dijelaskan sebelumnya, membuat laporan keuangan keluarga dapat menjadi bahan evaluasi bersama suami mengenai segala aktivitas yang berhubungan dengan keuangan keluarga.

Evaluasi ini perlu dilakukan untuk memastikan kesehatan keuangan keluarga.

Dari sini kita dapat mengetahui mana hal yang dapat ditekan pengeluarannya, mana yang perlu ditambah, program apa saja yang sudah berhasil dilakukan

Misal,

Sedekah rutin bulanan keluarga, sudahkah ditunaikan?

Bebas hutang kartu kredit, sudahkah direalisasikan?

Menabung rutin, sudahkah ditunaikan?

Pengeluaran yang tidak perlu, sudahkah dikurangi?

Serta berbagai macam evaluasi yang bertujuan untuk menjaga kesehatan keuangan keluarga.

2. Mengetahui kebutuhan riil keluarga

Jika selama ini kita hanya melakukan perkiraan, berapa dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bulanan keluarga, dengan ini akan terlihat secara riil aliran dana yang dikeluarkan atau istilah gampangnya “uangnya kemana aja mak?”

3. Pertanggung jawaban kepada pak suami sebagai manajer keuangan keluarga profesionalĀ 

Sering mendengar pertanyaan seperti ini dari suami tercinta?

“Mah, uangnya buat belanja apa aja ya, kok udah abis aja?”

“Bun, perasaan kemarin ayah baru kasih uang gaji banyak deh, kok tinggal segini aja”

“Mih, perasaan gaji papih udah naik deh, tapi kok kita gak bisa nabung deh.”

Jika ya, emak bisa sambil senyum manis memberikan laporan keuangan beserta pencatatan harian kepada suami tercinta sembari tersenyum

“Ini loh pah, bulan ini kan uangnya dipakai untuk membeli ini, ini, itu, itu, nih mamah udah ada pencatatannya, lengkap plus tanggalnya.”

Bersiaplah mendapat pujian dari suami

“Wah ternyata istriku manajer keuangan handal” šŸ˜€

Ya, salah satu poin positif dari pembuatan laporan adalah, bentuk pertanggungjawaban secara profesional kepada direktur keluarga, sehingga diharapkan keterbukaan keuangan antara pasangan suami istri dapat dilakukan.

4. Mempermudah melakukan budgeting atau Forecast keuangan keluarga.

Setelah mengetahui kebutuhan riil keluarga, bisa dilihat dari tren pengeluaran yang stabil selama 3 – 4 bulan berturut-turut, kita dapat membuat budget untuk tujuan keuangan lainnya, seperti mempersiapkan uang masuk sekolah anak, berapa nominal yang bisa ditabung dan dalam jangka waktu berapa lama, apa penghematan yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya.

Intinya adalah mengetahui kekuatan keuangan keluarga untuk merealisasikan tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang dengan menabung atau berinvestasi dalam nominal tertentu.

Sebagai contoh

Total penghasilan 4 juta per bulan, setelah melakukan pencatatan rutin, terlihat tren pengeluaran riil sebesar 3,8 juta. Sehingga ada selisih sebesar 200rb yang dapat ditabung.

Mulai bulan depan, kita dapat menabung 200rb di awal, lalu kemudian sisanya dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Karena seperti istilah “uang berapapun akan selalu habis tak tersisa, karena bersifat likuid yang berarti mudah dicairkan (alias dikeluarkan untuk membeli sesuatu)” maka pembuatan laporan adalah salah satu bentuk ikhtiar untuk menjaga agar

Dana masuk dan keluar dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya dan diperuntukkan secara tepat guna.

Post Views: 175

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Viewed Posts

  • Resensi Handbook Kesehatan Anak (Batuk, Pilek, dan Penyakit Pernapasan) (901)
  • Keluarga Cerdas Finansial (751)
  • Mau Dibawa Kemana Keluarga Kita? (751)
  • Happy Mom, Happy Family (704)
  • Sukuk Tabungan (ST) 006 (655)

Kategori

  • Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional (20)
  • Daftar haji (2)
  • Finance (32)
  • Kajian Islami (6)
  • Kegiatan Keluarga (10)
  • Kuliner (4)
  • Marriage (9)
  • Mom' Management (43)
  • Parenting (13)
  • Resensi Buku (3)
  • self development (30)
  • Traveling (10)

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Instagram

© 2021 Cerita Gita | Theme by Superb WordPress Themes