Assalamu’alaikum wr wb
Halo moms apa kabar?
Semoga moms pembaca semua dalam keadaan sehat wal’afiat yaa
Kali ini saya ingin menulis artikel mengenai tabungan vs investasi, dua sahabat karib yang serupa tapi tak sama dalam dunia perencanaan keuangan keluarga.
Menurut perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie yang saya ambil dariΒ sini, secara garis besar perbedaan antara tabungan dengan investasi adalah sebagai berikut:
1. Jangka Waktu Tujuan Keuangan
Tabungan adalah kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan untuk merealisasikan tujuan keuangan tertentu yang biasanya dilakukan dalam jangka pendek.
Contoh: menyisihkan dana untuk berkenan, liburan akhir tahun, mudik, perabot rumah tangga, dll.
Ilustrasi:
Tahun depan salah satu tujuan keuangan adalah ingin berkurban, dengan budget senilai 3,5 juta. Oleh karena itu, selama setahun menyisihkan minimal 300rb/bulan.
sedangkan investasi adalah menyisihkan sebagian dana untuk memperoleh keuntungan finansial yang besar untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pensiun, dana pendidikan anak, atau membeli rumah dan kendaraan.
2. Imbal Hasil yang diharapkan
Secara umum, karena tabungan merupakan cara untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek, maka imbal hasil yang diharapkan juga tidak terlalu banyak, lebih ke arah disiplin menyisihkan sebagian pendapatan agar dana yang ada cukup untuk memenuhi rencana tersebut.
Oleh karena itu menabung dapat dilakukan melalui produk tabungan pada perbankan atau menyisihkan uang di celengan.
berbeda halnya dengan investasi yang merupakan sarana untuk merealisasikan tujuan keuangan yang membutuhkan biaya besar, maka dalam pelaksanaannya, pemilihan jenis investasi menitikberatkan pada imbal hasil yang lebih besar daripada produk tabungan.
3. Tingkat resiko
Selain jangka waktu dan imbal hasil yang diharapkan, perbedaan mendasar antara keduanya ada pada tingkat resiko.
Menabung adalah kegiatan yang minim resiko, oleh karena itu imbal hasil yang diberikan juga tidak besar.
Lain halnya dengan investasi, moms mungkin sering mendengar istilah
High risk high return
Nah, istilah ini sangat familiar di dunia investasi, semakin tinggi imbal hasil yang diharapkan, maka semakin besar pula tingkat resiko yang akan mengikuti.
Sebagai contoh:
Berinvestasi di saham dengan sukuk retail akan berbeda resikonya. Saham karena memiliki imbal hasil tinggi, maka resiko kerugian pun akan lebih tinggi pula. Sebaliknya sukuk retail, imbal hasil yang ditawarkan tidak terlalu besar, tetapi resiko kerugian akibat gagal bayar pun relatif kecil.
Nilai saham bisa turun drastis dari harga semula saat moms melakukan pembelian, sehingga resiko rugi sangat mungkin terjadi. Beda halnya dengan sukuk retail yang memiliki imbal hasil tetap dan lebih minim resiko karena dikeluarkan oleh pemerintah.
Contoh acuan harga saham dapat dicek di situs resmi Bursa Efek Jakarta, untuk saham syariah dapat dicek di Jakarta Islamic Index (masih dalam bagian BEI)
Contoh investasi di sukuk retail adalah, sukri yang dikeluarkan oleh pemerintah, biasanya penawaran dilakukan pada bulan Maret. Sukuk retail yang diterbitkan pada tahun 2019 yakni SR 011 memiliki imbal hasil 8.05%, tenor 3 tahun.
4. Tingkat LikuiditasΒ
Perbedaan selanjutnya adalah pada tingkat likuiditas atau kemudahan pencairan.
Tabungan bersifat likuid, mudah dicairkan kapan saja, karena diperuntukkan bagi tujuan keuangan jangka pendek. Oleh karena itu produk tabungan pada perbankan dilengkapi dengan kartu debit untuk memudahkan nasabah mencairkan dana kapanpun dan dimanapun.
Beda halnya dengan investasi, yang memiliki jangka waktu tertentu, sehingga tidak dapat dicairkan kapan saja.
Sebagai contoh, sukuk retail SR 011 memiliki tenor 3 tahun sebelum dapat dicairkan.
Nah, setelah mengetahui perbedaan antara keduanya, dapat memudahkan moms untuk melakukan pengelolaan keuangan keluarga sesuai kebutuhan. Mana yang harus ditabung dan mana yang bisa diinvestasikan.
Pemilihan produk keuangan untuk tabungan dan investasi juga dapat disesuaikan dengan karakteristik keluarga, terutama saat memilih investasi.
Insya Allah niat selanjutnya ingin menulis mengenai tips berinvestasi secara efektif sesuai dengan karakteristik keluarga.
Semoga bermanfaat π
Terimakasih ilmunya Mbak ππ. Sampai sekarang belum berani berinvestasi, masih nabung aja..
Sama-sama mba π
Semua disesuaikan dengan keluarga saja mb, mau tabungan/ investasi π
Wah bahasannya berat nih mbaπ, kalo menurut perencanaan perekonomian keluarga apa memang sebaiknya kita memiliki keduanya mba?
Disesuaikan dengan tujuan keuangan keluarga mb.
Kalau untuk kebutuhan berbiaya besar Tapi jangka waktu panjang seperti dana pensiun, sekolah anak bisa mempertimbangkan investasi. Tapi saran saya dana utk invest bukan dana operasional agar imbal hasil maksimal plus gak diambil terus.
Insya Allah mau nulis artikel tentang tips investasi nanti π
Ilmu banget nihh buat aku yang merasa sama antara tabungan dan investasi…
Terimakasih mba…
Sama-sama mba, makasih juga sudah mampir π
Keren mbak. makasih ilmunya yaa
Sama-sama mba π
Terima kasih ilmunya, mba. Wah berat juga nih bahasannya. Kalau aku nggak kepikiran investasi yg kayak deposito, saham, atau reksadana. Lebih suka nabung emas untuk dana kedepan. hihi
oiya, mampir juga ke blog aku ya di ceritaibudina.blogspot.com
terima kasih..
Hehe, iya mba, disesuaikan dengan karakteristik keluarga saja.
Siap, sudah mampir ya dan meninggalkan jejak juga ya π
Penting bgt nih ilmunya buat emak sebagai manajer keuangan keluarga yaa.. makasih mba infonya
Ini pas festival aja mba π
Sama-sama mba π
Kalau saya investasinya masih tradisional. Beli tanah terus tanami pohon kayu alba. Minim resiko, harga tanah pasti naik.
wah itu keren kak, investasi di tanah.