Cerita Gita

Menulis untuk bahagia

Menu
  • Beranda
  • Parenting
  • Mom’ Management
  • Traveling
  • Marriage
  • Kegiatan Keluarga
  • Kajian Islami
  • self development
Menu

Wisata Keliling Jakarta Dengan Bis Tingkat

Posted on 16 Oktober 201923 Agustus 2020 by Gita

Assalamu’alaikum wr wb

Apa kabar readers?

Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat yaa.

Sesuai janji, kali ini saya akan menulis pengalaman berkeliling jakarta menggunakan moda transportasi umum dan bis tingkat atau bus wisata trans Jakarta, pada hari Sabtu, 28 September lalu.

Perjalanan dimulai dengan menggunakan commuter line hingga ke Stasiun Sudirman, karena seingat saya ada halte city tour di daerah Dukuh Atas.

Turun di Stasiun, kami menyempatkan diri mampir ke Stasiun MRT di lokasi yang sama. (Kalau mau naik MRT, keluar loket bawah dan jalan kaki sebentar). Kesan saat ke lokasi, keren, semua moda transportasi umum sudah terintegrasi, mau naik bis trans Jakarta juga tidak perlu jauh jalannya.

Stasiun MRT Dukuh Atas rapi sekali, ada taman yang bisa digunakan warga untuk beraktivitas. Saat saya kesana, ada beberapa orang sedang naik grabwheel.

  • Petunjuk arah

Sudah sekitar 3 tahun semenjak resign belum menginjakkan kaki lagi di daerah tersebut, saya terkagum-kagum dengan penataan yang dilakukan oleh pemerintah, rapi dan nyaman, plus pedestrian yang luas.

Setelah bertanya kepada petugas MRT, kami diarahkan ke halte city tour depan Gedung Taspen.

Di halte disediakan peta moda transportasi Jakarta yang terintegrasi satu dengan lainnya. Keren deh.

  • Petunjuk bis yang berhenti di halte ini

Setelah menunggu lama tak jua datang bis. Ternyata hari itu berbarengan dengan aksi damai di Monas sehingga bus wisata tidak melewati halte tersebut.

Akhirnya kami beralih tujuan ke Monas dan perpustakaan nasional saja. Untuk menuju kesana, memilih moda transportasi bus trans Jakarta. Alhamdulillah, halte busway tidak jauh dari kami menunggu, depan Gedung Taspen persis, tinggal jalan kaki sekitar 100 m dan naik tangga (benar-benar olahraga outdoor hehe).

Ternyata setelah sampai di halte busway, sebagian besar bis tidak melewati Monas karena banyak jalan yang ditutup. Setelah menunggu agak lama, Alhamdulillah datang bis yang melewati Monas.

Biasanya rute bis trans Jakarta yang melewati Monas adalah jurusan Blok M – Kota, tetapi tadi kami naik jurusan Grogol, dengan sebelumnya bertanya kepada petugas penjaga pintu bis.

Pak, lewat Monas gak ya?

Lewat bu

Oke, akhirnya kami memutuskan naik. Rute bus-nya berputar-putar mencari jalan, Karena banyak yang ditutup. Ya sudahlah, yang penting sampai tujuan.

Hingga sampai di daerah Tomang pak petugas bertanya kepada saya.

Ibu, Tadi mau turun di Monas ya?

Iya pak

Maaf bu, jalannya ditutup, kita gak bisa lewat, Tadi saya lupa kasih tau ibu

Duh, jadi gimana pak?

Ibu, turun aja di halte depan, nanti naik lagi yang ke arah Monas/ Harmoni

Ya ampun, perjuangan banget ya jalan-jalan kita kali ini. Udah gitu diturunkan di halte entah berantah, yang kita juga gak terlalu kenal daerahnya 😂.

Alhamdulillah, tak lama kemudian bis trans Jakarta arah balik datang

Pak, lewat Harmoni?

Enggak bu, cuma sampai Juanda

Karena kita udah hopeless semua akses jalan ditutup, akhirnya kata pak suami

Naik aja, yang penting ketemu halte besar dulu, nanti kita rundingkan lagi mau kemana

Hihi, kita udah pasrah aja mau pulang, eh dalam perjalanan malah terlihat:

BANYAK BIS TINGKAT

Saat sampai di Halte Juanda, ternyata di sebrang sana ada halte bus city tour, dan gak tanggung-tanggung, ada tiga yang sedang berhenti di sana.

Langsung kami lari dan bergegas menyeberang halte busway untuk menaiki bis tingkat.

Sampai di halte city tour agak bingung, ini rute History of Jakarta yang bis warna apa ya?

Oh iya readers, fyi, bus wisata atau BW ini dioperasikan oleh trans Jakarta juga. Ada 22 bis dan 7 rute wisata, dan tujuan kami kali ini adalah ke kota tua atau history of Jakarta. (Nanti saya tulis di postingan tersendiri)

Naik bis wisata ini free of charge alias gratis karena memang dikhususkan bagi para wisatawan yang ingin berkeliling Jakarta.

Pak petugas menunjuk bis tingkat paling depan berwarna putih. Tak menunggu lama, kami langsung masuk dan duduk di atas. Tidak terlalu banyak penumpang yang naik.

  • Bis Tingkat

Tak lama bis berjalan, karena namanya bis wisata, jadi jalannya sangat lambat, sekitar 15 km/jam. Setiap akan berhenti di halte city tour, ada mesin pengeras suara yang memberi tahu tujuan selanjutnya.

Rute BW 1 History of Jakarta yang sedang kami naiki adalah sebagai berikut

Berikut pemandangan dari atas bis

Sekitar 30 menit kemudian, bis sampai di tujuan terakhir yakni Musium BNI 46.

Saat di halte terakhir, petugas meminta semua penumpang untuk turun karena bis akan dibersihkan. Saat bertanya dengan petugas, jam terakhir operasional, ia menjawab “hingga pukul 23.00“.

Kami berjalan kaki memasuki kawasan kota tua. karena saat sampai masih siang, sekitar pukul 14.00, pengunjung belum terlalu banyak, maklum panas banget makk.

Lalu kami memutuskan untuk makan siang di salah satu resto cepat saji yang ada di kawasan tersebut.

Setelah makan siang, ternyata sudah masuk waktu Ashar, sehingga kami shalat dahulu di dekat resto.

Jadi resto tersebut berada dalam bangunan bernama Batavia Market atau Batavia Cafe, di sana ada resto cepat saji, cafe, beberapa food court, dan kios tempat berjualan, plus mushola di area parkir.

Selesai shalat, alhamdulillah sudah tidak terlalu panas karena hari telah menjelang sore. Pengunjung mulai ramai memadati area dengan berbagai macam aktivitas.

Bersepeda, swafoto, live music, bermain layangan, berkeliling, melihat berbagai macam atraksi & kreativitas yang dipertunjukkan oleh para seniman jalanan, atau bahkan duduk santai menikmati senja di kota tua.

  • Live music
  • Senja di kota tua

Setelah puas dan lelah berkeliling, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Kali ini memilih naik bis trans Jakarta agar lebih cepat, maklum sudah pukul 17.00.

Bertanya kepada petugas, kami diarahkan melewati terowongan penyeberangan orang (TPO) Kota, tak jauh dari lokasi.

Dalam perjalanan ke sana, kami melewati Musium Bank Mandiri, iseng masuk, ternyata masih dibuka, dan akhirnya kami memutuskan untuk mengeksplorasi isi Musium. (Insya Allah nanti ada tulisan tersendiri yaa).

Setelah selesai melihat-lihat, kami pulang dan menuju ke arah halte Trans Jakarta yang terletak tak jauh dari Musium.

Lagi-lagi kami terkagum-kagum dengan konsep terowongan penyeberangan orang yang dihiasi oleh air mancur dan kios tempat berjualan yang tertata rapi. Kemana aja makk, hihi.

Berikut penampakan yang berhasil difoto

  • Tampak samping

Tak lama kami naik bis trans Jakarta dan turun di halte Dukuh Atas.

Memutuskan melewati jalur berbeda dengan saat berangkat (Saat pergi kami tap out dari Stasiun Sudirman ke jalan Kendal, naik ke atas dan berjalan kaki melewati gedung BNI 46), rute saat pulang, dari halte busway belok ke kanan, menyusuri pedestrian ke arah stasiun Sudirman.

Karena sudah lama tak kesini, ternyata banyak sekali perubahan, ada spot cantik yang dihiasi lampu yang menambah keindahan di malam hari.

Pedestrian yang luas, nyaman, bersih dijadikan sebagai tempat warga untuk beraktivitas plus foto-foto di taman cantik tersebut.

Sayang, kami tak sempat mengambil foto, hayati sudah lelah mak, seharian jalan kaki hehe.

Next, masih ada 6 rute bus tingkat yang harus dieksplorasi nih.. yuk, kita masukkan kedalam to go list.

Selamat menikmati liburan bersama keluarga 😊

Post Views: 218

4 thoughts on “Wisata Keliling Jakarta Dengan Bis Tingkat”

  1. Buleipotan berkata:
    19 Oktober 2019 pukul 09:24

    Wah, aku yang di Jakarta ajah baru tau ada fasilitas Bus Wisata. hahahaha

    Balas
    1. Gita Gita berkata:
      21 Oktober 2019 pukul 01:40

      iya kak, seru juga keliling Jakarta naik bis tingkat

      Balas
  2. Dyah berkata:
    19 Oktober 2019 pukul 15:47

    Ahaha… bener, Bu. Bus tingkat wisata paling banyak ngumpul di Juanda. Tempat lain yang juga banyak dilewati adalah Sarinah dan Bunderan HI, tapi tetap kalah ramai dengan Juanda. Saya suka mendengarkan informasi dari tour guidenya, kadang suka lucu plus informatif.

    Balas
    1. Gita Gita berkata:
      21 Oktober 2019 pukul 01:41

      iya kak, seru naik bis tingkat. pengen nyoba 6 rute lainnya juga hehe

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Viewed Posts

  • Resensi Handbook Kesehatan Anak (Batuk, Pilek, dan Penyakit Pernapasan) (897)
  • Keluarga Cerdas Finansial (750)
  • Mau Dibawa Kemana Keluarga Kita? (748)
  • Happy Mom, Happy Family (703)
  • Sukuk Tabungan (ST) 006 (654)

Kategori

  • Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional (20)
  • Daftar haji (2)
  • Finance (32)
  • Kajian Islami (6)
  • Kegiatan Keluarga (10)
  • Kuliner (4)
  • Marriage (9)
  • Mom' Management (43)
  • Parenting (13)
  • Resensi Buku (3)
  • self development (30)
  • Traveling (10)

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Instagram

© 2021 Cerita Gita | Theme by Superb WordPress Themes