Cerita Gita

Menulis untuk bahagia

Menu
  • Beranda
  • Parenting
  • Mom’ Management
  • Traveling
  • Marriage
  • Kegiatan Keluarga
  • Kajian Islami
  • self development
Menu

Step by Step Mengelola Keuangan Keluarga Bagi Pemula

Posted on 22 Oktober 201923 Agustus 2020 by Gita

Assalamu’alaikum wr wb

Apa kabar readers? semoga selalu dalam keadaan sehat wal ‘afiat yaa

Kali ini saya ingin membahas mengenai step by step mengelola keuangan keluarga bagi pemula.

Tulisan ini ditulis sebagai media pengikat ilmu bagi saya pribadi yang sedang belajar mengelola keuangan keluarga lebih baik lagi.

Saat memulai mengelola keuangan, hal pertama yang wajib dilakukan adalah merumuskan pendapatan dan pengeluaran.

Kira-kira apa saja sih sumber pendapatan keluarga:

  1. Penghasilan bulanan/ Gaji
  2. Pendapatan sampingan
    • Jualan online/offline
    • Usaha Pribadi

Penghasilan dari hasil investasi tidak perlu dimasukkan ke dalam komponen pendapatan keluarga, karena ia menjadi bagian dari tabungan atau investasi.

Setelah mengetahui secara riil nominal pendapatan keluarga, langkah berikutnya adalah memetakan pengeluaran.

Dalam mengatur pengeluaran, menurut Prita Ghozie dalam artikel Tips Atur Uang Bulanan yang saya ambil dari sini, kita dapat membuat alokasi persentase untuk tiap pos pengeluaran.

  1. Zakat dan Sosial 5%
  2. Dana darurat dan premi asuransi 10%
  3. Biaya hidup (termasuk cicilan) 60%
  4. Tabungan dan Investasi 15%
  5. Gaya Hidup 10%

Setelah membuat persentase pengeluaran, langkah berikutnya adalah membuat pos sesuai nominal.

ilustrasi:

Gaji Suami   5.000.000  
Laba Jualan   1.000.000  
Total Pendapatan     6.000.000
   
Pos Pengeluaran Nominal
Zakat dan Sosial5%      300.000
 Dana darurat dan premi asuransi10%      600.000
Biaya hidup (termasuk cicilan)60%   3.600.000
Tabungan dan Investasi15%      900.000
Gaya Hidup10%      600.000

Pos pengeluaran ini berguna bagi kita untuk mengetahui batas maksimal yang dapat dibelanjakan.

Contoh, dari ilustrasi perhitungan di atas, terlihat bahwa biaya hidup (termasuk cicilan) yang dapat dikeluarkan adalah sebesar Rp 3.600.000,-, usahakan jangan melebihi jumlah tersebut.

Oh iya, prosentase ini adalah ideal yang saya ambil dari artikel perencana keuangan Prita Ghozie, jika ingin disesuaikan dengan kondisi keluarga, dipersilahkan, tapi ingat harus konsisten dan tidak besar pasak daripada tiang.

Langkah kedua adalah Menabung

Setelah mengetahui pemasukan dan alokasi pos pengeluaran, langkah kedua adalah menabung.

Lho, kenapa menabung terlebih dahulu, bukan lainnya?

Mak, sifat dasar uang adalah likuid, jadi berapapun jumlah yang dimiliki pasti akan habis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka menabung di awal adalah solusi menjaga diri untuk konsisten terhadap perencanaan yang telah dibuat.

Coba bandingkan dua hal ini

  • Emak memiliki total pendapatan yang harus dikelola sebesar Rp 6 juta, dari hasil perencanaan, diperoleh pos alokasi tabungan sebesar Rp 900.000,- . Setelah uang ditabung sebesar tersebut, maka uang yang dapat dihabiskan adalah sebesar Rp 5,1 juta.

VS

  • Emak memiliki total pendapatan sebesar Rp 6 juta, menabungnya nanti saja jika sudah akhir bulan.

Mana yang lebih sukses, ilustrasi atas atau bawah?

Langkah ketiga, Dahulukan membayar hutang

Hutang adalah kewajiban mengikat yang akan terus terbawa hingga kita meninggal kelak.

Maaf ya mak, kalau kesannya menyeramkan. Tapi bener lho, hutang itu tak akan selesai, bahkan akan terus terbawa dalam catatan perbuatan kita.

Makanya kami selalu berdoa

Semoga Allah menjauhkan diri dan keluarga dari hutang. Jikapun terpaksa berhutang, dimudahkan rezeki untuk segera melunasi

Saya bukan anti berhutang, karena jujur saat membeli rumah, kami juga mengambil pembiayaan bank syariah yang insya Allah bebas riba. Tapi sebisa mungkin saat ada rezeki lebih langsung dilunasi.

Hati tenang, aman, dan damai jika bebas hutang.

Berapapun rezeki yang didapat, bisa dinikmati dengan tenang, tanpa khawatir harus menyiapkan uang sejumlah tertentu untuk mencicil hutang.

Satu lagi ya mak

Sebisa mungkin hindari hutang konsumtif. Lebih baik menabung dulu agar bisa beli cash

Mungkin ada yang bertanya?

Kalau beli mobil/ motor gimana? Kan mahal

Kalau saya ditanya begitu, jawaban pribadi adalah

Selama hutang digunakan untuk membeli kebutuhan penunjang aktivitas dan bernilai material (lama jika menabung dahulu), sedang kebutuhan mendesak alias prioritas. Insya Allah bisa saja

Jangan lupa ambil pembiayaan dari bank atau leasing yang menggunakan prinsip syariah ya, untuk menghindari riba

Terus hutang seperti apa yang sebaiknya dihindari?

Hutang yang membawa kita kepada gaya hidup konsumtif

Mau punya furniture baru, ambil cicilan

Kepengen beli TV keren, ambil pinjaman lunak

Tertarik gawai terupdate, ambil kredit

Mak, sebisa mungkin dihindari ya. Lebih baik kita nabung dulu.

Karena PR terbesar pengaturan keuangan adalah mengelola diri sendiri

Langkah keempat: Konsisten dan kelola keuangan sesuai dengan pos yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebuah rencana, hanya akan indah di atas kertas jika tak dipatuhi dan dilaksanakan

Maka, konsisten dengan pos yang telah dibuat, patuh dengan apa yang sudah kita rencanakan di awal.

Bagaimana jika ternyata tak sesuai.

Evaluasi

Cara evaluasi keuangan keluarga:

  1. Periksa pengeluaran yang membengkak
  2. Apakah pengeluaran itu urgent?
  3. Jika urgent, sifatnya insidental atau rutin?
  4. Jika rutin, berarti ganti prosentase, kurangi alokasi untuk pos lainnya.
  5. Jika pengeluaran membengkak karena gaya hidup, ya silahkan diatur lagi mana yang bisa dikurangi.

Mengutip dari Prita Ghozie

Biaya hidup itu murah, yang mahal adalah gaya hidup

Merasa tertampar banget ya mak, sama, saya juga 😂.

Jika setelah dievaluasi, pengeluaran membengkak bukan karena gaya hidup, tetapi biaya hidup yang kian merangkak naik dan tak dapat diturunkan lagi.

Maka berdo’alah kepada Sang Maha Pemberi Rezeki agar memudahkan usaha dalam menjemput rezeki demi mencukupi kebutuhan hidup.

Post Views: 311

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Viewed Posts

  • Resensi Handbook Kesehatan Anak (Batuk, Pilek, dan Penyakit Pernapasan) (897)
  • Keluarga Cerdas Finansial (750)
  • Mau Dibawa Kemana Keluarga Kita? (748)
  • Happy Mom, Happy Family (703)
  • Sukuk Tabungan (ST) 006 (654)

Kategori

  • Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional (20)
  • Daftar haji (2)
  • Finance (32)
  • Kajian Islami (6)
  • Kegiatan Keluarga (10)
  • Kuliner (4)
  • Marriage (9)
  • Mom' Management (43)
  • Parenting (13)
  • Resensi Buku (3)
  • self development (30)
  • Traveling (10)

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Instagram

© 2021 Cerita Gita | Theme by Superb WordPress Themes