Assalamu’alaikum wr wb
Apa kabar readers?
Semoga selalu dalam keadaan sehat wal’afiat yaa. Aamiin
Kali ini saya ingin menulis mengenai Sukuk Tabungan (untuk selanjutnya disingkat ST).
ST adalah salah satu produk investasi keuangan syariah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Non Warkat, jadi kepemilikan SBSN dalam bentuk digital atau e-SBN.
ST 006 Diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai proyek ramah lingkungan di lima sektor, yaitu:
- Energi yang terjangkau dan bersih
- Kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi
- Industri, inovasi dan infrastruktur
- Kota dan komunitas berkelanjutan
- Aksi iklim
Dari kelima sektor diatas, diharapkan dapat dilakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim, sehingga ST 006 ini juga disebut sebagai Green Sukuk Retail.
Sukuk Tabungan 006 Diterbitkan untuk membiayai proyek ramah lingkungan, sehingga disebut juga sebagai Green Sukuk Retail
Penawaran ST 006 dilakukan dari periode 01 – 21 November 2019.
Imbal hasil yang ditawarkan untuk ST 006 sebesar 6,75% dan bersifat floating, yakni berubah-ubah mengikuti perkembangan BI 7-Day Reverse Repo Rate dengan jaminan imbalan minimal.
Nah, imbalan minimal yang ditetapkan adalah 6,75% tadi, yang selanjutnya berubah-ubah mengikuti perkembangan, lumayan, lebih tinggi dari imbal hasil deposito.
ST 006 sendiri dapat dipesan dari nominal Rp 1.000.000,- hingga Rp 3.000.000.000,- per investor, lumayan terjangkau ya mak.
Sebagaimana dalam instrumen investasi syariah, ST 006 ini juga ada underlying asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, yakni Proyek hijau dalam APBN 2019 dan Barang Milik Negara.
Oh iya, pajak untuk ST 006 dikenakan sebesar 15%, lebih murah daripada pajak deposito yang mencapai 20%.
Saat ini ada 23 mitra distribusi yang bekerjasama dengan pemerintah RI untuk menawarkan ST 006, yaitu 15 Bank, 3 Perusahaan Sekuritas, 3 APERD Fintech, dan 2 Fintech (Peer-to-peer-Lending).
23 Mitra distribusi yang termasuk adalah:
- Bank Muamalat
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Maybank
- Permata
- BTN
- HSBC
- OCBC
- Panin
- CIMB Niaga
- Mandiri Syariah
- DBS
- BRI Syariah
- Bareksa
- Trimegah Sekuritas
- Mandiri Sekuritas
- Danareksa Sekuritas
- Tanamduit
- Invisee
- Investree
- Modalku
Sebelum memutuskan investasi, jangan lupa kenali dulu produk dan resikonya. Kira-kira resiko apa saja ya, yang terdapat pada ST 006
A. Default Risk atau resiko gagal bayar
Karena ST 006 diterbitkan oleh pemerintah, insya Allah resiko gagal bayar dapat diminimalisir.
B. Liquidity risk
Liquidity risk adalah resiko likuiditas, karena produk investasi ini tidak dapat dicairkan kapan saja, mesti menunggu jatuh tempo selama 2 tahun.
Tetapi, untuk ST 006 ada fitur early redemption atau penarikan di awal sebesar 50% dari penyertaan. Dengan minimal pembelian sukuk senilai Rp 2.000.000,-
Jadi ya mak, gunakan hanya uang menganggur untuk investasi, atau minimal tidak dipergunakan dalam waktu lama, agar return yang dihasilkan maksimal.
Saat berinvestasi, gunakan dana idle agar return yang dihasilkan maksimal.
Happy investing
Semoga tulisan ini bermanfaat ya mak
Simulasi perhitungan imbal hasil ST 006 dapat di baca di sini yaa.
Daftar pustaka:
www.kemenkeu.go.id
www.bankmuamalat.co.id