Assalamu’alaikum wr wb
Apa kabar readers, semoga selalu dalam keadaan sehat wal ‘afiat yaa, aamiin
Kali ini saya akan berbagi tulisan mengenai Pensiun Bahagia dan kiat untuk meraihnya
Sedikit flash back, tulisan ini terinspirasi saat saya mendengarkan rekaman webinar yang diselenggarakan oleh salah satu APERD online yang mengundang narasumber dari sebuah manajer investasi, sudah sempat di tulis juga di facebook pribadi dengan judul yang sama, Pensiun Bahagia, tapi khusus di blog akan ditambahkan kiat untuk meraihnya
Kenapa judulnya Pensiun Bahagia?
Karena saya memasukkan unsur personal dalam tulisan ini, Pensiun Bahagia adalah program yang di canangkan di keluarga kami untuk masa pensiun nanti
Filosofi Pensiun Bahagia adalah, saat pensiun kelak, insya Allah, semoga Allah ridho, dapat hidup dengan tenang dan nyaman menikmati masa tua, bisa fokus ibadah lebih baik, ikut pengajian dari satu mesjid ke mesjid lainnya (program keliling mesjid), memiliki gaya hidup yang sama seperti saat produktif, kesehatan prima di usia senja, serta mampu berdiri di atas kaki sendiri, tidak tergantung kepada orang lain (tidak menciptakan sandwich generation di anak keturunan)
Dengan deskripsi pensiun bahagia di atas, akan ada konsekuensi yang timbul, yaitu harus dipersiapkan dari jauh hari sebelumnya, agar masa pensiun sesuai dengan keinginan, terutama, tidak terlalu berat saat mengumpulkan dana pensiun karena masih banyak waktu tersedia
Yuk kita kupas satu per satu kiat Program Pensiun Bahagia yang dapat dipersiapkan dari sekarang:
A. Memiliki tempat tinggal dan kendaraan yang nyaman
Papan atau tempat tinggal yang nyaman adalah kebutuhan primer yang wajib dipenuhi
Tidak perlu banyak aset berbentuk rumah yang dimiliki, cukup satu saja yang nyaman untuk di huni bersama dengan pasangan menikmati masa tua, dengan status rumah adalah hak milik
Tidak perlu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, menetap di satu lokasi yang di inginkan dan membangun kehidupan sosial dengan sekitarnya
Jika saat ini belum memiliki rumah, semoga Allah mudahkan ya mak
Jika belum berpikir untuk membeli rumah, usahakan kebutuhan ini dipenuhi terlebih dahulu untuk masa pensiun kelak
Oh iya satu lagi, jika berkeinginan tinggal di rumah besar, hal yang perlu di siapkan juga dari sekarang adalah biaya maintenance rumah tersebut. Karena saat pensiun biasanya tenaga tak sekuat dulu, sehingga akan butuh bantuan orang lain untuk membersihkannya
B. Tidak ada Hutang
Hal kedua yang perlu dipersiapkan adalah memastikan semua hutang sudah lunas sebelum usia pensiun tiba
Kenapa?
Karena saat pensiun, kita sudah tidak memiliki pendapatan rutin seperti usia produktif yang digunakan untuk membayar angsuran atau cicilan hutang
Tapi kan masih dapat gaji bulanan untuk yang memiliki dana pensiun anuitas (dana pensiun yang dianyarkan tiap bulan)?
Gaji bulanan pensiun tentu tidak sama jumlahnya dengan saat masih bekerja bukan, bisa saja hanya sejumlah gaji pokok saat bekerja, atau hanya sepersekian persen dari pendapatan dahulu
Jadi, usahakan sekali, sebelum usia pensiun tiba, semua hutang telah lunas, baik KPR, kredit kendaraan, maupun jenis hutang lainnya, agar dana pensiun yang ada atau diterima tiap bulan, digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa dikurangi cicilan
C. Menumbuhkan kebiasaan beli tunai dan meninggalkan kartu kredit
Kebiasaan beli tunai adalah membeli barang dan jasa dengan uang tunai yang dimiliki, tidak dengan bantuan kartu kredit yang notabene adalah hutang
Beli tunai adalah gaya hidup sesuai kemampuan, karena kita hanya akan membeli jika uangnya sudah di miliki, tidak memaksakan diri dengan menggesek kartu kredit (kecuali jika pembayaran transaksi hanya bisa menggunakan kartu kredit, baru CC bisa digunakan, tetapi, jika jual beli biasa yang dapat dilakukan dengan metode pembayaran tunai lain, seperti transfer, kartu debet, dompet digital, atau uang elektronik, belilah saat memiliki uangnya)
Lho, kan kalau gesek kartu kredit nanti di bayar juga?
Iya memang, setelah gajian atau ada uangnya, tagihan kartu kredit tersebut akan dilunasi segera
Tapi, bagaimana dengan saat pensiun yang tidak memiliki penghasilan bulanan, atau jikapun ada uang pensiun bulanan, mungkin nominalnya hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, darimana dana untuk melunasi kartu kredit tersebut?
Oleh karena itu, dari sekarang, pupuklah kebiasaan beli tunai agar saat pensiun kelak sudah terbiasa membeli sesuatu sesuai kemampuan, serta tidak tergantung dengan kartu kredit
D. Menghitung kebutuhan dana pensiun
Rumus simpel menghitung kebutuhan dana pensiun dengan kebutuhan saat ini (asumsi gaya hidup sama dan tidak ada hutang, karena hanya memperhitungkan kebutuhan) tanpa memperhitungkan inflasi adalah
Kebutuhan bulanan x 12 x (Angka harapan hidup – usia pensiun)
*Angka harapan hidup di provinsi DKI Jakarta tahun 2020 berdasarkan data BPS yang saya ambil dari sini adalah :
Angka Harapan Hidup (AHH) provinsi DKI Jakarta tahun 2020
Laki-laki : 71,10 dan Perempuan : 74,80
Saya ambil rata-rata : (71,10 + 74,80)/2 = 72,95 (dibulatkan menjadi 73 tahun)
Ilustrasi :
Kebutuhan bulanan saat ini : Rp 7.000.000,-
Usia Pensiun : 55 tahun
Berarti dana pensiun yang harus disiapkan (tanpa memperhitungkan inflasi) adalah:
Rp 7.000.000 x 12 x (73-55 tahun) = Rp 1.512 Milyar (ingat ya, masih belum ada komponen inflasi, jika dimasukkan hasilnya akan lebih besar)
Jika ingin lebih rinci perhitungannya, silahkan searching cara menghitung kebutuhan dana pensiun ya, bisa gunakan keyword kalkulator dana pensiun
Rumus yang saya share di atas hanya sebagai gambaran awal berapa dana sangat minimal yang harus dimiliki saat pensiun
E. Mengumpulkan Dana Pensiun mulai saat ini, selesai membaca
Setelah kita menghitung kebutuhan dana pensiun di poin D, langkah selanjutnya yang paling penting adalah mulai mengumpulkan dana
Pilih produk yang kita kenal dengan baik kelebihan serta kekurangannya, lalu mulai investasi secara rutin setiap bulan dan di tambahkan setiap ada pendapatan lain seperti THR dan bonus
Tapi kan sudah ada fasilitas JHT dari jamsostek, dan dana pensiun dari kantor?
Masya Allah tabarakallah jika sudah ada, fasilitas tersebut dapat digunakan untuk mengurangi jumlah kebutuhan dana pensiun yang harus di siapkan, jika kita sudah memperhitungkan inflasi di dalamnya (dengan menggunakan kalkulator dana pensiun)
Tapi, jika menggunakan rumus yang saya share di poin D (tanpa inflasi), ada baiknya kita fokus mengumpulkan dana pensiun sesuai jumlah hitungan di poin D tanpa menengok ke saldo Jamsostek dan dana pensiun dari kantor, anggap saja keduanya sebagai bonus yang diterima saat pensiun kelak
F. Memiliki Asuransi atau Dana khusus Kesehatan
Kiat keenam adalah memiliki asuransi kesehatan, minimal BPJS Kesehatan, karena tak bisa dipungkiri, biaya rumah sakit sangat mahal, dan dengan asuransi bisa membantu meringankan.
Kita do’akan semoga pelayanan BPJS Kesehatan semakin membaik ya, agar semakin meluaskan manfaatnya, jangan lupa rutin membayar premi tiap bulan, agar sewaktu dibutuhkan bisa mendapat manfaatnya
Saya salah satu yang merasa terbantu dengan adanya fasilitas kesehatan dari pemerintah ini, Alhamdulillah orangtua dan adik bisa bebas biaya saat di rawat di rumah sakit dan kontrol rutin setelahnya
Jika kurang nyaman dengan asuransi, bisa menggunakan opsi lainnya, yakni menyiapkan sendiri dana khusus kesehatan, karena saat pensiun sudah tidak mendapat benefit kesehatan dari kantor
Perhitungan simpel yang saya gunakan untuk menghitung dana khusus kesehatan adalah:
Benefit kesehatan dari kantor x (Angka harapan hidup – usia pensiun)
Ilustrasi :
Limit rawat jalan saat ini : Rp 7.000.000,- per tahun
Limit rawat inap saat ini : Rp 20.000.000,- per tahun
Total dana khusus kesehatan yang harus disiapkan untuk masa pensiun :
(Rp 7 juta + Rp 20 juta) × (73 tahun – 55 tahun) = Rp 486.000.000,-
Saya memasukkan angka benefit kesehatan dari kantor, karena selama bekerja kita di lindungi oleh fasilitas kesehatan dari perusahaan, dan jika saat pensiun ingin mendapat manfaat yang sama dengan kantor, bisa memasukkan angka tersebut.
Jika benefit kesehatan dari kantor setiap tahun bertambah, bisa memasukkan nilai tertinggi saat ini
Wah nominalnya besar juga ya
Bisa di kombinasikan dengan memiliki BPJS kesehatan, agar dana khusus kesehatan yang harus disiapkan tidak terlalu besar
BPJS kesehatan digunakan jika darurat perlu rawat inap, dan dana khusus kesehatan hanya digunakan saat rawat jalan
Semoga kita sehat selalu ya, dan memiliki kesehatan prima meski usia senja, aamiin
Mungkin setelah membaca tulisan ini akan ada yang berpendapat
Umur kan rahasia Allah, sudah susah payah mengumpulkan uang, ternyata usia tidak sampai ke sekian tahun yang direncanakan?
Insya Allah dana yang khusus disiapkan untuk pensiun tersebut tidak akan sia-sia
Bisa dimanfaatkan untuk ahli waris agar kehidupannya terjamin, ataupun diwakafkan sebagian agar menjadi amal jariyah, insya Allah
Bismillah, semoga dimudahkan meraih pensiun bahagia bersama pasangan, mandiri di atas kaki sendiri
Semoga bermanfaat
Kak Gita…
Aku tanya doonk…apa persiapan pensiun bahagia ini sama apabila bekerja sendiri alias wiraswasta?
Kan gak ada dana pensiun, tapi kami juga gak berniat ikut asuransi. Adakah cara jitu mempersiapkan Pensiun Bahagia?
Step-nya sama saja kak, bisa ikut DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) atau bisa juga dikumpulkan & dikelola sendiri investasinya
Dihitung dulu kebutuhan pensiunnya berapa ya